Blog

BAGIKAN

Sejarah Singkat Lampu Kilat/Flash di Fotografi

sejarah flash

Kamu yang menyukai fotografi pasti pernah mengalami kekurangan cahaya. Ketika memotret di suatu tempat dengan cahaya yang kamu anggap cukup terang, tetapi ternyata gambarnya kurang terang saat ditangkap di kamera. Untuk saat ini ketika perkembangan teknologi semakin canggih akan terbantu dengan kehadiran flash atau lampu kilat. Tidak berlebihan jika lampu kilat menjadi salah satu pelengkap tambahan dalam hobi kamu yang satu ini. Apalagi menjadikan hobi kamu menjadi ladang bisnis kamu. Namun, tahukah kamu bagaimana sejarah dari lampu kilat ini?

Serbuk Magnesium

Jika saat ini sudah banyak lampu kilat, bagaimana ketika masa lampau? Apalagi jika dilihat dari kondisi alam. Ketika itu, memotret hanya mengandalkan cahaya alam akan membutuhkan waktu sekitar satu menit untuk satu foto. Rendahnya sensitivitas cahaya medium yang dipakai dan lensa yang belum bagus jika dibandingkan sekarang, hal itu menjadikan orang dulu membutuhkan banyak waktu untuk memotret. Bisa dibayangkan bukan bagaimana moment berharga yang tidak bisa diulang, terbuang begitu saja tanpa ada dokumentasi.

Serbuk magnesium menjadi salah satu bahan yang digunakan fotografer zaman dulu. Mereka menyiasati serbuk tersebut untuk menghasilkan kilatan cahaya terang agar waktu yang digunakan dapat mempersingkat waktu pencahayaan. Terdapat kelebihan, ada pula kekurangannya. Serbuk magnesium memang bisa menghasilkan cahaya yang terang, tetapi menghasilkan asap yang mengganggu ketika itu. Apalagi sebelum menggunakannya, fotografer seolah menangani bahan-bahan peledak.

Flashbulb

Seorang berkewarganegaraan Prancis, Chaffour, menemukan cara yang lebih efektif dalam membuat cahaya. Di tahun 1893, ia membuat bohlam berisi pita magnesium dan gas oksigen. Dua bahan tersebut dinamakan flashbulb, di mana ketika itu dapat digunakan untuk pemotretan bawah air. Vierkotter, berkebangsaan Austria menyempurnakan penemuan Chaffour pada tahun 1925. Hingga di tahun 1929, Ostermeier mengisi flashbulb dengan lembaran alumunium kemudian memasarkannya di Jerman. Barulah, di tahun 1939, Harold Edgerton, memperkenalkan kepada khalayak unit lampu kilat elektronik, di mana prinsip kerjanya sama dengan lampu kilat zaman sekarang.

Perlu kamu ketahui bahwa penggunaan flashbulb berbeda dengan lampu kilat zaman sekarang. Ketika itu, flashbulb memakai lembaran atau kawat magnesium dan alumunium untuk menghasilkan kilatan cahaya. Sedangkan lampu kilat zaman sekarang menggunakan tabung atau flashtube yang berisi krypton dan xenon.

Tertarik untuk terjun dan berkarir dalam industri film? Kuliah Film di IDS | BTEC aja, Kurikulumnya Terakreditasi UK Lho!

banner ids btec college

IDS merupakan sebuah lembaga pendidikan terkemuka di Indonesia yang mengadopsi standar BTEC, menjadi pilihan utama bagi banyak individu yang memiliki ambisi dalam mencapai pendidikan internasional. Dengan menyelenggarakan program-program unggulan seperti Program Higher National Certificate (HNC) di Level 4 dan Program Higher National Diploma (HND) di Level 5, IDS menunjukkan komitmennya dalam memberikan pendidikan berkualitas yang setara dengan standar D3 di Indonesia. Program-program ini tidak hanya bertujuan untuk mengajarkan keterampilan penting kepada para siswa, tetapi juga menegaskan kesetaraan mereka dengan jenjang pendidikan domestik.

Para lulusan IDS | BTEC memiliki akses kepada beragam peluang karir serta kemampuan untuk melanjutkan studi ke berbagai negara dengan persiapan yang komprehensif. Mereka tidak hanya siap menghadapi tantangan persaingan global, tetapi juga mampu membuka peluang bagi kesuksesan pribadi serta kemajuan masyarakat. IDS, sebagai pilihan utama di dunia pendidikan, memainkan peran yang penting sebagai penggerak utama dalam mendorong pendidikan global.

Dengan menekankan pada standar BTEC, IDS mengakui pentingnya kualitas dan relevansi pendidikan internasional dalam menghadapi era globalisasi saat ini. Melalui kurikulum yang terstruktur dan staf pengajar yang berkualitas, IDS memberikan lingkungan belajar yang mendukung dan merangsang pertumbuhan intelektual serta profesionalisme siswa. Dengan demikian, IDS bukan hanya sekadar lembaga pendidikan, tetapi juga merupakan mitra dalam menginspirasi dan membentuk generasi mendatang yang siap bersaing dalam panggung global. So tunggu apalagi? Yuk Kuliah film di IDS | BTEC!