Blog

BAGIKAN

Black Panther 2 Dipuji Kritikus: Tidak Mengecewakan 

Wakanda

Usai penayangannya pada 9 November, Black Panther 2: Wakanda Forever mendapat ulasan yang baik dari kritikus film. Sebab, Black Panther dianggap sebagai film sekuel yang memuaskan. 

Black Panther 2 bahkan sukses memberikan penghormatan untuk Chadwick Boseman, pemeran raja T’Challa yang telah wafat dua tahun lalu pada filmnya. 

Sebagai penyuka film, tak jarang kita menemui film sekuel yang kualitasnya jauh dari film pertama, termasuk dengan film judul-judul besar. Hal itu tidak berlaku dengan Black Panther 2, keberadaannya jauh melebihi ekspektasi dan sangat memuaskan.

Menurut Randy Myers dari San Jose Mercury News, kesuksesan Black Panther: Wakanda Forever disebabkan karena kepiawaian kreator film dalam menyajikan kisah dengan emosi yang berbeda. Membuat Marvel Cinematic Universe memiliki kesan yang lebih prestisius lagi. 

“Black Panther: Wakanda Forever menghindari kesalahan yang dibuat sebagian besar sekuel, menciptakan suasana dan nada yang berbeda, mengangkat MCU ke tempat yang jauh lebih tinggi dan ambisius,” tulis Randy Myers.

Melalui laman aggregator Rotten Tomatoes, Rabu (9/11), Black Panther 2 mendapat 135 ulasan dari kritikus film dari berbagai media internasional, sehingga scoring untuk film adalah sebesar 87 persen untuk tomatometer. 

Kritikus film Richard Roeper, dalam ulasannya pada Chicago Sun-Times ia mengakui jika Black Panther 2 berhasil menghadirkan pengalaman yang berbeda. Richard Roeper juga menambahkan jika penghormatan kepada mendiang Chadwick Boseman pada film ini adalah benar.

“Black Panther: Wakanda Forever berhasil menjadi petualangan baru, dan sebagai penghormatan untuk aktor luar biasa yang terlalu cepat,” tulis Richard Roeper. 

Di sisi lain, Owen Gleiberman dari Variety menaruh perhatiannya pada pengembangan cerita Black Panther: Wakanda Forever. Menurutnya film ini membangun tensi menggunakan teknik “slow burn.” Yang mana, pendekatan seperti ini dirasa sangat tepat, sebab berhasil menyajikan emosi yang mengalir lambat di awal, namun memberikan ketegangan yang tanpa jeda ketika film mulai memasuki bagian klimaks. 

Black Panther 2

“Wakanda Forever membangun ketegangan emosional secara lambat. Setelah tensi film terbangun, itu tidak berhenti.” Tulis Owen Gleiberman. 

Tidak hanya itu, Clarisse Loughrey juga memberikan pujian melalui tulisannya untuk Independent. Menurutnya, atas eksekusi yang apik, mulai dari kecerdasan sang kreator, keindahan sinematografi, dan imajinasi yang tanpa batas dari Wakanda Forever, berhasil mengaburkan kelemahan lain pada film ini.

“Ada lebih dari cukup kecerdasan, keindahan, dan imajinasi dari Wakanda Forever untuk mengatasi kelemahannya,” tulis Clarisse loughrey.

Sedangkan, Alonso Duralde yang menulis untuk The Wrap menilai Black Panther 2 menawarkan banyak sisi yang bisa dinikmati penonton. Ia meyakini jika penggemar MCU tidak akan merasa kecewa sama sekali dengan sekuel film ini. Namun meski begitu,  Alonso Duralde tetap merasakan adanya elemen kuat dalam film ini yang terasa tidak terkait.

“Ada banyak hal yang bisa dinikmati di sini, dan penggemar Black Panther tidak akan merasa kecewa, tetapi ada perasaan elemen yang kuat yang tidak menyatu.” Alonso Duralde menjelaskan.

Sebaik apapun sebuah film, tidak mungkin terlepas dari sebuah kritikan. Seperti yang dilontarkan Tim Grierson, seorang kritikus film dari Screen International. Menurutnya, meski Black Panther 2 berhasil mengunggah perasaan emosi yang dalam, ada sebuah kejanggalan yang berhasil di kulik Tim Grierson, yaitu kurangnya narasi makna di balik kepergian T’Challa bagi nasib bangsa Wakanda ke depannya.

“Film ini cukup bijaksana dalam mengeksplorasi kesedihannya, tetapi kesulitan menjelaskan apa makna di balik kehilangan Boseman bagi masa depan seri ini,” tulis Tim Grierson.

Kritik pedas juga disampaikan oleh Mick La Salle dari San Francisco Chronicle, ia menuliskan jika Black Panther 2 memiliki plot yang sama tersesatnya dengan rakyat Wakanda.

“Kini, Wakanda Forever terasa sama tersesat dan tersedih dengan orang-orang Wakanda,” ujar Mick LaSalle.

Untuk kamu yang ingin jadi filmmaker dan ingin membuat film seperti film Black Panther yang sukses, IDS | International Design School menyediakan Sekolah Film, Kursus Film, dan kamu bisa melanjutkan studi film dengan mendapatkan bachelor degree lewat program International Pathway di universitas ternama di luar negeri.

Sumber: cnnindonesia.com