Blog
Inilah Tips Sukses dari 5 Kartunis Besar Indonesia
- July 20, 2017
- Posted by: IDS | International Design School
- Category: Articles
Indonesia yang berpenduduk lebih dari dua ratus juta orang, tentunya menyimpan banyak sekali sumber daya manusia yang memiliki berbagai jenis keahlian. Tak sedikit juga yang berprestasi dalam bidang menggambar, khususnya sebagai kartunis. Kartunis Indonesia banyak yang sudah berkarya dan diakui oleh banyak orang karena keahliannya, bahkan sudah mengharumkan nama Indonesia di dunia internasional. Mari kita mengenal mereka satu per satu!
Daftar Isi
1. Gerardus Mayela (G.M.) Sudarta
Pernah mendengar tentang karakter tokoh “Om Pasikom”? Jika ya, berarti anda masih menikmati hasil karya dari G.M. Sudarta, salah seorang kartunis terkenal Indonesia yang juga merupakan karikaturis handal. Tokoh kartun lelaki bertopi khas, kemunculannya sering nyentil, greget dan menghibur dengan isu-isu nasionalnya. Om Pasikom, kerap tampil di harian Surat Kabar Kompas. Saking ngetopnya, Tokoh kartun “Om Pasikom” telah di jadikan film yang diperankan oleh aktor Didi Petet. Pria kelahiran Klaten ini telah meraih sejulah penghargaan di bidang kartun di antaranya penghargaan Adinegoro (1983 dan 1984) dan penghargaan Kalam Kencana dari Dewan Pers. Jebolan Akademi seni Rupa Indonesia Yogyakarta ini turut merintis pendirian Bentara Budaya Jakarta.
2. Goenawan Pranyoto
Pelajar SMP dan SMA di era 80-90’an pastinya mengenal karakter Wayang Mbeling. Karakter kartun yang selalu mengisi majalah MOP ini menjadi langganan wajib pelajar pada masa itu. Karakter utamanya digambarkan dengan realistis, cantik-seksi, atau ganteng, sedangkan tokoh pendukungnya berwajah komikal. Pengarangnya tak lain adalah Goenawan Pranyoto alias “Goen”. Atas keahliannya, ia diberi gelar sebagai “Empu Kartun Nusantara” oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) pada tahun 2010.
3. Dwi Koendoro Brotoadmodjo
Sejak saat Oktober 1967, harian Kompas edisi Minggu selalu memuat tokoh kartun Panji Koming. Karakter tersebut menggambarkan kritik sosial melalui lelucon. Atas keunikan dan tingginya kesukaan masyarakat terhadap tokoh ini, Panji Koming dinobatkan sebagai tokoh kartun wilayah Asia Tenggara. Pengarangnya adalah Dwi Koendoro Brotoadmodjo, atau biasa dipanggil Pak DeKa. Selain Panji Koming, Lelaki kelahiran Banjar 13 Mei 1941 ini adalah pencipta karakter I Pailul, Ni Woro Ciblon, Ni Dyah Gembili, si Kirik dan tokoh antagonis Denmas Ariakendor. Lelaki multi talenta ini dikenal sebagai seorang kartunis, karikaturis, ilustrator, komikus, animator, art director, editor, desainer grafis, film maker maupun komposer musik.
4. Pramono R. Pramoedjo
Kartunis yang bekerja untuk harian Sinar Harapan dan Suara Pembaruan ini diberikan gelar oleh MURI sebagai salah satu Panglima Kartun Nusantara pada tahun 2010, atas dedikasinya yang tinggi pada dunia kartun di Indonesia. Lahir di Magelang, Jawa Tengah, 5 Desember 1942. Tahun 1961, setelah menamatkan sekolah di SMAN Magelang, anak ke tiga dari enam bersaudara ini melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum dan Ekonomi Universitas Gadjah Mada.
Pada 1979, pria yang kini bermukim di Salatiga ini menjadi peserta tetap pada Festival Tahunan Pameran Kartun Montreal, Kanada. Ia juga mewakili kartunis Asia Pasifik dalam pertemuan Kartunis International di Tokyo pada 1982. Tahun 1989, diundang mengikuti Workshop on Editorial Cartooning di Kuala Lumpur oleh The Asia Foundation. Pada 1992, mengikuti Workshop and Exhibition Editorial Cartoon Kartunis Asia di Tokyo oleh The Japan Foundation.
5. Supriyanto G.S
Lahir di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, 3 Februari 1964, kartunis ini sering dipanggil dengan nama Prie G.S. Selain berkarya sebagai kartunis, Prie G.S, ia juga berprofesi sebagai penyair, penulis, dan public speaker di berbagai seminar, diskusi, dan menjadi host untuk acaranya sendiri, baik di radio maupun televisi. Prie GS juga pernah menggelar pameran kartun di Tokyo, Jepang atas undangan The Japan Foundation. Di sana, banyak ilmu yang didapat terutama tatkala punya kesempatan berdiskusi dalam satu meja dengan para komikus dan animator tersohor di negeri itu. Prie juga pernah menjajal kemampuannya sebagai aktor dengan bergabung di Teater Dhome Semarang saat menggarap repertoar Umang-umang atawa Orkes Madun karya Arifin C. Noer memerankan sebagai seniman.
Bagaimana dengan generasi muda saat ini? Jangan mau kalah, ya!
Source: 1 2