Blog
Tips Kreatif Membangun Portfolio Design
- August 3, 2013
- Posted by: Trisha Artisty
- Category: Articles
Kata siapa desainer grafis pemula sulit untuk mendapatkan klien, project, atau di-hire perusahaan? Belum pernah menangani klien bukan berarti kamu tidak bisa mendapatkan pekerjaan di perusahaan besar atau mendapatkan project freelance. Kalau bekalmu melamar hanya ijazah dan teori, pendapat itu bisa saja benar. Tapi, kalau kamu sudah mempunyai portfolio design karyamu sendiri, buang jauh-jauh pendapat itu dari pikiran kalian.
Di industri kreatif, yang terpenting adalah portfolio. Ia ibarat wajah dari seorang desainer grafis yang dapat merepresentasikan gaya, skill dan keterampilannya di bidang desain. Calon klien kemungkinan besar tidak menanyakan berapa IPK kamu selama kuliah, tapi melihat apakah portfolio design kamu sesuai standar yang mereka inginkan atau tidak.
Tapi, bagaimana caranya seorang desainer grafis memiliki portfolio design yang bagus apabila ia belum pernah menangani real project dari klien sama sekali? Simak beberapa tips berikut yang dapat membantu kamu untuk memulai membuat portfolio designmu sendiri.
-
- Desain Fiktif
Meski yang dikerjakan adalah proyek fiktif, tapi hasil desain yang kamu buat nyata kan? Karena itulah, sah-sah saja untuk menampilkan desain fiktif kamu pada portfolio design. Misalnya, proyek-proyek yang ditugaskan semasa kuliah, atau hasil retouch logo atau company profile perusahaan yang kamu buat. Tak masalah meski proyeknya fiktif, yang ingin dilihat klien adalah cerminan seberapa kreatif kamu dari desain-desain tersebut.
- Desain Fiktif
-
- Proyek Pribadi
Sebelum kamu memutuskan untuk bekerja atau membuat studio desainmu sendiri, mungkin kamu pernah membuat beberapa desain untuk dirimu sendiri atau orang-orang di sekitarmu. Misalnya desain kartu nama ayahmu, desain logo untuk bisnis kecil-kecilan kamu dan temanmu, desain brosur event kampusmu, dan sebagainya. Desain-desain tersebut bisa kamu masukkan ke portfolio designmu.
- Proyek Pribadi
-
- Desain Pro Bono
Pro bono publico atau yang biasa disingkat dengan Pro bono, adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pelayanan yang diberikan secara cuma-cuma oleh seorang profesional sebagai layanan publik. Kamu bisa membuat proposal untuk diajukan kepada lembaga non-profit seperti LSM, panti asuhan atau apapun untuk menawarkan jasa desain secara gratis kepada mereka. Jangan takut hanya karena tidak dibayar, sebab Pro bono memberikan banyak keuntungan kepada seorang desainer seperti image yang baik (volunteer biasanya mendapatkan image yang bagus) dan network melalui lembaga tersebut. Selain itu, desain yang dibuat akan lebih cepat dikenal; ini berarti namamu akan disebut dan kemungkinan mendapat pekerjaan pun akan semakin besar.
- Desain Pro Bono
- Hasil latihan software
Sebelum mahir menggunakan software tertentu, kamu pasti latihan terlebih dahulu dengan mencoba-coba sendiri atau mengikuti suatu tutorial tertentu kan? Nah, hasil jadi uji coba kamu itu juga bisa kamu tambahkan ke dalam portfolio design kamu lho. Tapi berhati-hatilah. Pilih yang terbaik dari yang terbaik, jangan sampai hasil coba-coba kamu tersebut malah merusak image bagus dari karya-karya yang lain dalam portfolio kamu.
Menyadari portfolio design adalah senjata utama seorang desainer grafis untuk bersaing di dunia industri, IDS | International Design School merancang kurikulum yang menekankan kepada pembuatan portfolio melalui tugas-tugas praktek intensif, bukan kelas teori yang membosankan. Sehingga setelah lulus, para alumni dapat langsung memasuki dunia kerja dengan berbekal portfolio tugas semasa kuliah mereka.
Photo Credit: JD Hancock via Compfight cc