User Friendly: Kunci Penting dari Sebuah Aplikasi Mobile
Apakah kamu pernah membuka sebuah aplikasi, namun beberapa menit kemudian kamu langsung menutupnya karena merasa tidak nyaman. Padahal dalam aplikasi tersebut sudah memiliki fitur yang lengkap. Kenyamanan yang dirasakan pengguna didapat ketika mengakses sebuah aplikasi yang User Friendly. Perlu dicatat bahwa desain UI/UX yang User Friendly bukan masalah teknis. Terkadang kita bisa menemukan sebuah aplikasi yang memiliki fitur yang pas namun tidak begitu User Friendly dan sebaliknya.
Menurut merriam webster user friendly berarti mudah dipelajari, digunakan, dipahami, atau ditangani. Bila kita ingin membuat sebuah aplikasi yang User Friendly maka komponen yang kita kembangkan harus bisa digunakan pengguna meski mereka tidak belajar cara menggunakan aplikasi tersebut.
Ada beberapa kriteria yang menunjang aplikasi User Friendly, yaitu:
- Easy and simple to use (mudah dan sederhana untuk digunakan)
- Visually appealing (menarik secara visual)
- Have extensive support for users (memiliki dukungan yang luas untuk pengguna)
- Secure (aman)
Mari kita ambil contoh dari desain produk dibawah ini!
Kira-kira benda apakah itu? Mungkin setiap orang memiliki jawaban yang berbeda.
Ketika membuat sebuah aplikasi yang User Friendly cobalah memandangnya dari sudut pandang pengguna. Dalam satu kali lihat mungkin seorang pengguna akan berpikir seperti mudah disentuh, elegan, mudah dikenali, memiliki desain yang modern, dan lainnya.
Kita tidak ingin ketika pengguna membayangkan memegang sebuah desain ternyata benda tersebut bukanlah benda yang diharapkan karena bentuknya yang membingungkan. Semua produk harus bisa memudahkan penggunanya tidak sampai hitungan detik.
Gambar diatas merupakan Steel Salt and Pepper Shaker. Dari jarak yang jauh kamu mungkin merasa bingung akan kegunaan benda tersebut, kamu bisa memahaminya ketika kamu sadar ada lubang kecil diatas benda tersebut. Steel Salt and Pepper Shaker tersebut berbeda dengan bentuk desain yang tradisional yang biasa kita pakai dan dapat kita pastikan dalam satu kali lihat.
Hal ini juga sama untuk penggunaan Mobile Apps. Mobile apps yang baik harus memiliki tampilan yang menarik dan mudah dikenali.
Maka itu sebagai pembuat product design kita mempelajari hal yang bernama UX & UI design. Perbedaan mendasar dari UX dan UI design adalah:
- User experience (UX) design is focus on enhancing/ optimizing user satisfaction ( berfokus pada peningkatkan/ pengoptimalan kepuasan pengguna)
- User interface (UI) design is focus on maximizing usability and the user experience (berfokus pada memaksimalkan kegunaan dan pengalaman pengguna)
Pengembang mobile apps membuat UI berdasarkan dari UX. Contohnya adalah UX yang memberikan personality dari mobile apps sedangkan UI memperlihatkan aksesoris tampilan.
Mobile apps yang baik akan membuat:
- Within first contact, the user should feel familiar and competent in using the product (dalam satu kali lihat, pengguna harus merasa akrab dan kompeten dalam menggunakan produk)
- User’s goal/ objective should be achieved easily (keinginan user dalam menggunakan mobile apps memiliki proses yang mudah dan cepat)
- The interface is easy to recall (memiliki tampilan yang gampang diingat, seperti misal ketika telah melakukan uninstall dan melakukan instal ulang pengguna mudah mengerti kembali)
Cara mencapai user friendliness
- Know who we design for find out their emotional needs (kita harus mengerti kenapa pengguna membutuhkan hal tersebut atau tujuan memiliki benda tersebut)
- Keep everything simple and clear (memiliki pesan yang ditulis dalam bahasa yang jelas dan kalimat sederhana agar pengguna mudah mengerti maksud dari developer)
- Give your product some personality, seperti penambahan maskot atau pemilihan penggunaan bahasa. Menggunakan bahasa yang tepat juga dapat mengurangi perasaan khawatir yang dirasakan pengguna ketika ada kesalahan pada mobile apps, sehingga menurunkan emosi mereka. Mengembangkan mobile apps bayangkanlah ketika membuat sebuah karakter. Kamu harus menentukan siapa namanya, seperti apa kepribadiannya, seperti apa cara dia berbicara, bagaimana cara ia menyampaikan pesan, dan sebagainya.
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa yang pengembang coba design adalah emosi. Semuanya mengenai emosi, bukan hanya hal-hal teknis.
Fitur yang tampil keren atau menawan memang penting, namun dirasa percuma kalau pengembang tidak memperhatikan emosi pengguna.
Tentu saja, menciptakan sebuah desain yang memenuhi kebutuhan emosi pelanggan tidak lah mudah, apalagi bagi pemula. IDS amat sadar dengan hal tersebut, sehingga IDS menyediakan sekolah desain yang mengintegrasikan pola pikir kreatif & estetika desain untuk menciptakan desain berbasis design thinking dan UI & UX.