Blog
3 Teknik Sinematografi yang Sering Digunakan dalam Film, Anak Film Harus Tahu!
- May 14, 2021
- Posted by: IDS Education
- Category: Articles
Tahun lalu, Tilik menjadi salah satu film pendek yang ramai diperbincangkan dan sempat viral di sosial media. Film pendek karya Ravacana Films tersebut dinilai memiliki cerita yang erat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat dan menghadirkan tokoh-tokoh menarik seperti karakter Bu Tejo dan Yu Ning. Berkat Tilik, film-film pendek Indonesia yang lain juga ikut terekspos. Tidak hanya dari segi plot, sinematografinya pun turut jadi sorotan. Kamu yang sekolah film pasti tidak asing dengan berbagai teknik pengambilan gambar yang biasa digunakan dalam film. Yuk, kenali lebih dekat!
Daftar Isi
1. One Shot (Long Take)
Teknik one shot atau disebut long take adalah teknik pengambilan gambar dalam film yang memberikan kesan bahwa seluruh adegan diambil tanpa ada jeda atau terpotong. Saat proses syuting, kamera akan terus mengikuti pergerakan tokoh utama atau adegan dalam sebuah film tanpa jeda atau satu kali take. Sehingga, penonton seolah-olah menjadi bagian dari film dan ikut merasakan emosi yang dialami peran utama.
Membuat film dengan teknik one shot bukanlah hal mudah. Butuh persiapan yang matang, kesabaran, kerja sama yang baik antar sutradara, seluruh kru produksi, dan para aktor. Soalnya, jika terjadi satu kesalahan kecil bisa fatal dan mau tidak mau seluruh proses pengambilan gambar harus diulang dari awal. Kamu bisa menyaksikan deretan film yang menerapkan teknik one shot, seperti 1917, Birdman, oldboy, dan One Cut of the Death.
2. Dolly Zoom (Vertigo Effect)
Pernah mendengar Dolly Zoom? Teknik ini juga sering disebut sebagai vertigo effect dan mulai populer sejak kemunculan film Vertigo di tahun 1958 karya Alfred Hitchcock. Sesuai dengan sebutannya, teknik ini bisa menimbulkan ilusi atau pusing pada penonton layaknya mengalami vertigo.
Dilansir dari laman studiobinder.com, pengambilan gambar menggunakan teknik zoom dengan menggerakkan kamera maju atau menjauh dari objek sambil melakukan zoom ke arah yang berlawanan dari gerak kamera. Jadi, ketika kamera bergerak maju ke objek, akan melakukan zoom out. Sebaliknya, ketika menjauhi objek kamera akan melakukan zoom in.
Hasil dari teknik dolly zoom membuat objek tetap berada di posisi yang sama. Di saat yang bersamaan juga, bagian background-nya jadi membesar atau mengecil. Biasanya, sering digunakan pada pergantian situasi dan bertujuan untuk memancing respons emosi penonton. Kamu bisa belajar lebih detail tentang dolly zoom dan teknik pengambilan gambar lainnya ketika sekolah film, mengikuti kursus, atau kuliah dengan mengambil jurusan film.
Baca Juga : Mau Bikin Filmmu Terlihat Lebih Sinematik? Simak 7 Teknik Lighting Berikut!
3. Slow Motion
Kalau kamu termasuk yang sering mengamati sinematografi dalam film, teknik slow motion sangat sering digunakan. Kesan yang dihasilkan seolah-olah waktu atau objek berjalan lebih lambat dari kecepatan normal. Dikutip dari studiobinder.com, teknik slow motion digunakan untuk membuat adegan jadi lebih menarik dan dramatis untuk meninggalkan kesan yang mendalam pada penonton.
Slow motion dipakai untuk menunjukkan detail dalam satu adegan yang sulit dilihat oleh mata telanjang dengan kecepatan normal. Misalnya saja seperti memperlihatkan peluru dari pistol ketika ditembakkan. Proses pengambilan slow motion yaitu merekam adegan dengan kecepatan tinggi dan diputar dalam kecepatan normal (biasanya 24-30 frame per second) sehingga hasil gambarnya menunjukkan gerak lambat.
Teknik pengambilan gambar sangat mempengaruhi hasil film. Kamu juga bisa belajar seluk beluk tentang sinematografi seperti teknik pengambilan gambar, color grading, dan lain-lain di sekolah film International Design School. Yuk, gabung di IDS sekarang juga!