Blog
Digital Marketing Campaign Terbaik dan Terburuk Sepanjang Masa
- December 6, 2021
- Posted by: nita
- Category: Articles
Digital marketing campaign terbaik adalah bagaimana memanfaatkan aspek media sosial, hubungan emosional penonton dan taktik penjualan. Dengan kombinasi ini, mereka dapat dengan mudah mempengaruhi alam bawah sadar customer dan menyentuh hati mereka. Atau bisa jadi kegagalan yang memalukan seperti iklan Pepsi yang menampilkan Kendall Jenner.
Untuk membantu menginspirasi ide-ide terkait digital marketing campaign, berikut kami merilis deretan digital marketing campaign terbaik dan terburuk sepanjang masa.
5 Digital Marketing Campaign Terbaik
ALS Ice Bucket Challenge
Apakah kamu pernah melihat atau pernah melakukan tantangan Ice Bucket Challenge?. Pada tahun 2014, video tantangan ini sempat viral dan bertujuan pada kegiatan amal.
Premisnya cukup sederhana, dengan menuangkan seember es ke kepala anda dalam video sebagai bentuk dukungan untuk penelitian ALS. Setelah selesai melakukan tantangan ini, anda akan meminta teman anda untuk melakukan hal yang serupa.
Meski kerap dikaitkan dengan asosiasi ALS, kampanye ini sebenarnya dimulai oleh Pat Quinn dan Pete Frates, dua aktivis ALS yang tidak mewakili lembaga tertentu.
Proyek tersebut meningkatkan pendanaan penelitian sebesar $220 juta di seluruh dunia. Uang itu digunakan dengan baik, karena hanya beberapa tahun kemudian pada tahun 2016 para peneliti menemukan gen baru yang menyebabkan penyakit yang mengarah pada terapi gen target baru dan pengembangan obat.
Mengapa ini bekerja dengan baik? Menurut Direktur Strategi We Are Social Eb Adeyeri, tantangan ice bucket challenge memainkan banyak ciri kepribadian yang muncul saat menggunakan media sosial.
Seperti mendorong semangat kompetitif, dengan setiap peserta mencoba membuat video mereka lebih lucu, absurd, atau keterlaluan daripada yang terakhir. Ini juga membuktikan bahwa orang sering memiliki kecenderungan narsis di media sosial mereka sendiri dan menikmati alasan untuk memposting gambar dan video diri mereka sendiri.
Always #LikeAGirl
Kampanye ini berpusat pada serangkaian video YouTube yang membalikkan stereotip gender, dengan mengubah kata “do something like a girl,” menjadi makna yang lebih positif. Menampilkan suara jujur dari atlet dan pemimpin wanita, serta perspektif remaja perempuan.
Segera setelah video ini dirilis, perempuan-perempuan berbagi cerita pribadi dan menunjukkan dukungan mereka kepada generasi muda.
Melalui kampanye ini berhasil meningkatkan profil merek Always dengan pencapaian sebenarnya terletak pada dampak sosialnya.
Spotify Wrapped
Pengguna didorong untuk membagikan temuan Wrapped secara online dengan bantuan iklan Spotify Wrapped bertema dan pemasaran influencer yang berlebihan. Setiap bulan Desember, pengguna Spotify saling berbagi data dengan percakapan dan minat yang sama.
Kampanye ini berhasil karena pada dasarnya ini merupakan sarana bagi orang-orang untuk mendiskusikan musik-musik yang mereka sukai.
Chipotle #Boorito
Sejak tahun 2000, Chipotle telah merayakan “Boorito” selama musim liburan. Perusahaan ini melibatkan diskon yang diberikan kepada pelanggan dengan menggunakan kostum seram.
Pada tahun 2020, untuk ulang tahun keduanya, Chipotle mengguncang semua orang. Kegiatan ini sebagai tanggapan perusahaan ini terhadap pandemi dan kebangkita pemasaran melalui media sosial.
Untuk mencegah terjadinya kerumunan di lokasi toko, Chipotle mengubah Boorito menjadi serba digital. Pelanggan cukup mengikuti Chipotle di lama media sosial Twitter, Instagram atau TikTok untuk mendapatkan kode diskon khusus yang bisa ditukarkan di aplikasi atau situs web mereka.
Dollar Shave Club video
Di tahun 2012, Dollar Shave Club merupakan salah satu merek yang mengungkapkan seberapa efektifnya kampanye melalui digital. Video yang berdurasi satu setengah menit ini ditonton sebanyak 27 juta kali, yang berpuncak pada pembelian perusahan senilai $1 miliar.
Bagian dari kesuksesan video tersebut adalah humornya yang menampilkan ketidaksopanan, absurditas, dan kata-kata kotornya menarik bagi pasar milenial. Dimana pengguna internet saat itu adalah kaula muda.
Michael Dubin, pendiri dan pembawa acara video tersebut menggabungkan pengalaman pemasarannya dengan pelatihan komedi amatirnya di UCB untuk menemukan cara pemasaran baru.
5 Digital Marketing Campaign Terburuk
McDonald’s #McDStories
#McDStories membawa bencana di tahun 2021. Idenya adalah para pengguna Twitter bisa berbagi pengalaman mereka dengan menggunakan #McDStories. Akan tetapi, tagar tersebut malah dibanjiri dengan cerita horor tentang apa yang terjadi di rantai makanan cepat saji. Belum lagi banyak seruan atas tuduhan pelecehan hewan yang dilakukan oleh perusahaan.
Snapchat’s “Would You Rather?”
Pada tahun 2018, sebuah iklan di Snapchat bertanya kepada pengguna, apakah mereka lebih suka “Menampar Rihanna” atau “Memukul Chris Brown”. Iklan ini merujuk pada kekerasan rumah tangga yang terjadi oleh Rihanna dan Brown pada tahun 2009.
Meskipun iklan ini dirancang oleh pihak ketiga, namun ini menuai protes karena berhasil melewati proses peninjauan Snapchat dan ditayangkan.
Hal ini menyebabkan nilai saham perusahaan pusat Snapchat, Snap Inc mengalami penurunan sebesar 5% dengan perkiraan kerugian $1 miliar.
Kony 2012
Kony 2012 adalah sebuah film pendek yang dipusatkan oleh Invisible Children pada seluruh kampanye digital. Ketiga pendiri percaya bahwa dunia tidak menyadari Joseph Kony dan kekacauan yang ia timbukan. Jadi mereka berangkat untuk menyebarkan kesadaran dan menangkapnya.
Video itu sendiri awalnya dianggap sukses dengan mencapai satu juta penyuka di YouTube. Namun setelah dirilis, Russell kembali viral setelah insiden seputar kesehatan mentalnya diejek secara online. Ini mendorong minat publik yang diperbarui dan kritik yang berkembang terhadap Russell, Invisible Children, dan film ‘kemanusiaan’ yang mereka buat.
Dove’s (second) racist ad
Pada tahun 2017, Dove merilis iklan video di Facebook yang menunjukkan seorang wanita kulit hitam melepas bajunya untuk “berubah” menjadi wanita kulit putih. Mengingat bahwa mereka mengiklankan body lotion. Konotasi tersebut tentu menyebabkan kemarahan yang dapat dimengerti dan iklan ditarik.
Iklan ini saja sudah buruk, tetapi yang membuat keadaan menjadi lebih buruk bahwa bukan pertama kalinya Dove menunjukkan bias rasis dalam iklan mereka. Kampanye 2011 yang mengejutkan menunjukkan tiga wanita dengan berbagai warna kulit, dengan “sebelum” ditulis di atas wanita berkulit gelap dan “setelah” di atas wanita berkulit terang.
Warburton #CrumpetCreations
Selalu teliti dalam menggunakan hashtag Toko roti Inggris Warburton meluncurkan kontes pada bulan Desember 2017: ambil gambar crumpet terbaik Anda dan unggah ke Instagram dengan tagar #CrumpetCreations.
Jika mereka melihat lebih jauh sebelumnya, mereka akan tahu bahwa Crumpet Creations juga merupakan nama dari “fursuiter” profesional, yaitu seseorang yang membuat kostum khusus untuk komunitas berbulu. Warburton meminta maaf dan mengubah tagar resmi kontes mereka.
Itulah tadi beberapa digital marketing campaign terbaik dan terburuk yang telah kami rangkum. Semoga bisa menjadi inspirasi.