Blog
Japan Sinks 2020, Serial Anime yang Menguras Emosi dan Sarat Pesan Sosial
- August 6, 2020
- Posted by: ids
- Category: Articles
Japan Sinks: 2020, adalah sebuah anime karya filmmaker Masaaki Yuasa yang terinspirasi dari novel terkenal bernama 1973 yang menceritakan tentang iklim politik Jepang. Anime ini berpusat pada pengembaraan satu keluarga untuk bertahan hidup karena Jepang dirusak oleh gempa bumi berkelanjutan yang pada akhirnya akan menyebabkan negara itu tenggelam ke lautan.
Ketika serial ini dimulai, fokus utamanya ada pada Mutous, sebuah keluarga kelas pekerja rata-rata dengan tingkat optimisme yang tinggi. Keluarga tersebut terdiri dari Koichiro, ayah yang bekerja sebagai teknisi. Mari, ibu rumah tangga mantan atlet renang dan sang kakak bernama Ayumu yang masih duduk di bangku SMP serta Go, si adik yang suka dengan kegiatan gym. Ia masih duduk di bangku SD. Hingga suatu hari, gempa bumi melanda negara Jepang tak lama setelah Olimpiade Tokyo 2020. Bencana gempa ini membuat mereka terpencar.
Banyak Kejadian yang Mencekam
Baru beberapa menit setelah episode pertama dimulai, Japan Sinks: 2020 ini sudah menyuguhkan berbagai adegan mencekam dari peristiwa bencana alam besar yang terjadi di negara Jepang. Di dalam serial ini, kamu akan melihat bagaimana setiap karakter akan dihadapkan oleh dilema dalam bertahan hidup dan bagaimana egoisnya manusia ketika dalam keadaan terdesak, dituntut untuk mempertaruhkan nyawa.
Japan Sinks: 2020 seolah menggambarkan bagaimana kondisi masyarakat yang tengah tertimpa bencana alam, menghadapi situasi yang tidak bisa ditebak. Dalam setiap episode tunjukkan bahwa saat kondisi bencana, maka siapa saja bisa jadi korban. Dari gambaran inilah para penonton dibuat pesimis bahwa cerita akan berakhir bahagia seperti ending anime pada umumnya.
Gambaran Karakter Terasa Nyata
Meski ini adalah sebuah anime, namun penggambaran masing-masing karakternya terasa lebih nyata dan logis. Misalnya saja saat Koichiro yang mulanya sosok idealis dan nggak mau menikmati yang bukan miliknya, kini berusaha menekan egonya demi bertahan hidup.
Selain sosok Koichiro, diceritakan pula bagaimana perjuangan Ayumu yang berusaha menghadapi kepergian orang-orang tersayang dalam hidupnya akibat bencana tersebut. Dari kisah dan karakter Ayumu dalam Japan Sink:2020 digambarkan bahwa hidup adalah pilihan. Apakah kamu memilih untuk melanjutkan hidup atau malah meratapi nasib. Selain itu, meninggalkan orang-orang terkasih bukan berarti harus melupakan.
Mengangkat Isu-isu Sosial
Selain mengangkat cerita tentang perjuangan masyarakat Jepang di tengah bencana, Japan Sinks: 2020 juga mengangkat isu-isu sosial lain seperti rasisme. Hal ini terbukti dengan adanya adegan dimana Mari yang berdarah Filipina dan Go yang mirip dengannya dilarang untuk naik ke kapal penyelamatan.
“Hanya orang berdarah Jepang asli yang boleh ikut kapal kami,” ungkap sekelompok orang.
Sedih melihat ibu dan adiknya tidak diijinkan untuk masuk ke kapal penyelamatan, Ayumu berusaha meluapkan rasa kecewanya melalui sebuah rap.
Serial ini menyatakan bahwa tanpa teknologi tidak ada memori, dan tanpa memori, kematian akan benar-benar berakhir. Kini memori bisa dikenang melalui teknologi digital, mulai dari foto, hingga video yang bisa diakses melalui media sosial. Terlebih di era dimana komunikasi digital sangat diperlukan.