Blog
Mengenal Proses Design Thinking
- October 2, 2019
- Posted by: IDS | International Design School
- Category: Articles
Design thinking adalah proses strategis yang disusun secara sistematis untuk menyelesaikan masalah melalui produk, layanan atau alat pembantu lainnya. Dalam prosesnya, desainer berupaya untuk mengumpulkan informasi, menggagas ide dan akhirnya menguji produk. Kendati demikian, rentetan langkah tersebut tidak harus dilaksanakan secara linear atau berurutan.
Kerangka kerja yang mengacu pada design thinking diperkenalkan ke publik oleh Hasso Plattner Institute of Design (d.School). Mekanisme tersebut telah dipergunakan oleh berbagai pihak untuk mengatasi permasalahan dengan solusi yang cerdas.
Terdapat lima tahap berkreasi yang dicetuskan oleh d.School yakni empathize, define, ediate, prototype dan test. IDS | International Design School akan membahas masing-masing komponen dari proses design thinking. Mari disimak!
Empathize
Empati adalah fondasi awal dari proses design thinking. Menempatkan diri dalam pikiran khalayak dan memahami hal itu secara sepenuhnya akan membantu desainer untuk membuat produk yang secara akurat dapat mengatasi permasalahan mereka.
Melalui empati, desainer dapat mengumpulkan informasi sebelum menciptakan produk. Dengan demikian, desainer dapat mengidentifikasi permasalahan yang ia coba selesaikan melalui desain yang berpusat pada kebutuhan pelanggan dan mengesampingkan asumsi dirinya atau perusahaan yang ia wakili.
Define
Informasi yang telah dikumpulkan pada fase empathize kemudian dianalisa untuk menentukan akar masalah dari khalayak yang ditargetkan. Desainer dan timnya akan menentukan elemen dari produk yang akan digunakan untuk meningkatkan efektivitasnya.
Fitur, fungsi dan komponen produk lainnya akan ditentukan pada fase ini. Proses ini penting dikarenakan desainer harus menentukan kesulitan apa yang akan diselesaikan oleh produk yang ditawarkan.
Ideate
Pada fase ketiga ini, desainer telah memulai untuk menggagas dan membangun ide. Desainer telah mengerti apa yang diinginkan oleh khalayak dan menjadikannya landasan untuk mulai mendesain. Akar masalah yang telah secara mutlak ditetapkan memungkinkan desainer dan timnya untuk berpikir dengan leluasa dan bereksperimen.
Aktivitas pengumpulan dan pematangan ide seperti brainstorming, mindmapping dan sketching akan sering dilakukan pada fase ini. Desainer harus mengumpulkan ide sebanyak mungkin di awal fase dan kemudian mengujinya untuk mengetahui cara penyelesaian masalah yang paling efektif.
Prototype
Desain versi produk yang lebih murah dan sederhana dihasilkan pada fase ini. Prototype produk berguna untuk mengetahui bagaimana konsumen merespon produk, menemukan solusi baru untuk menyelesaikan masalah dan apakah metode penyelesaian masalah yang digunakan telah berhasil.
Cara yang sering digunakan untuk mengetahui bahwa produk yang diciptakan sudah mampu untuk menyelesaikan masalah yang dimiliki oleh konsumen adalah mengujinya kepada para konsumen. Desainer tidak harus menyediakan produk final untuk diuji kepada konsumen, namun mereka hanya perlu menggunakan versi yang lebih simpel. Kendati demikian, produk prototype tersebut harus dapat menimbulkan reaksi yang bisa menjadi patokan untuk produk final yang akan dipasarkan.
Test
Meskipun test seringkali dianggap sebagai fase akhir dari proses design thinking, namun patut diingat aktivitas ini tidak harus dilaksanakan secara linear. Test bisa dilakukan kapan saja dalam proses design thinking, bahkan sejak tahap empathize. Hal ini mungkin akan membingungkan bagi desainer pemula yang belum terbiasa, namun tujuan yang jelas dari sebuah desain akan membantu untuk memberikan arahan dalam bekerja.
Melakukan pengujian produk tidak sesederhana melihat sekumpulan orang menggunakan produk. Terdapat bebarapa variabel dalam menentukan tingkat kesuksesan sebuah produk diantaranya kualitas prototype atau produk final, tingkat pengertian pengguna dalam pengoperasian produk, interaksi spontan antara pengguna dan produk dan bagaimana desainer mengambil umpan balik dari penggunaan produk.
Demikian ulasan mengenai keuntungan menggunakan proses design thinking dari IDS | International Design School. Apakah kamu memiliki minat untuk mendalami dunia desain lebih dalam lagi? Daftarkan dirimu ke program International College IDS | International Design School sekarang juga! Dengan durasi perkuliahan singkat selama 20 bulan dan bimbingan dosen-dosen yang masih aktif dalam dunia kreatif, kamu dapat segera terjun ke dunia kreatif profesional dengan kemampuan yang sudah mumpuni.