Blog

BAGIKAN

Sineas Ungkap Tantangan Pembuatan Film

virunga

Film adalah sebuah hiburan yang banyak diminati oleh banyak orang. Dalam karya pembuatan film memiliki arti sebagai media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu.

Pesan yang disampaikan pada sebuah film dapat berbentuk apa saja tergantung dari misi. Tetapi pada umumnya sebuah memiliki pesan tentang pendidikan, hiburan, atau sebuah informasi. 

Tapi tahukah kalian tantangan dalam pembuatan film yang dapat merubah dunia?

Mandy Marahimin

Sineas asal Indonesia Mandy Marahimin mengungkapkan tantangan dalam membuat film yang dapat menjadi alat pengubah dunia dalam ajang Values 20 atau V20 Indonesia. 

Mandy mengungkapkan bahwasannya membuat film yang dapat merubah dunia bukan lah proses yang mudah, banyak film yang gagal melakukanya karena mereka gak punya waktu untuk mengembangkan cerita, gak punya waktu riset untuk dokumenter menjadi baik sehingga nilai- nilainya jadi tempelan belaka. 

Dibutuhkan waktu dan riset dalam melakukannya. Ketika seorang produser atau sineas ingin membawa suatu perubahan atau menyampaikan nilai dan memberikan dampak positif pada sebuah film, dibutuhkan banyak waktu dan riset yang mendalam agar yang diciptakan tidak hanya menyajikan dialog belaka tanpa pesan dan makna yang kuat, serta harus memperlihatkan visual yang dapat menyentuh hati para penonton. 

“(Sebuah nilai) tidak bisa hanya dibicarakan lewat omongan, karena kalau nilai-nilai itu hanya disampaikan melalui dialog atau disampaikan melalui wawancara saja, maka yang akan sampai kepada penonton adalah otak mereka yang akan dirangsang dan bukan emosi mereka. Dan bukan itu kekuatan film,” kata Mandy dalam konferensi pers virtual.

Menurut Mandy sebuah nilai atau makna serta pesan yang ingin disampaikan, tidak hanya harus dilakukan dalam sebuah dialog. Para Sutradara sebaiknya lebih dapat memasukan nilai-nilai tersebut pada seluruh aspek, mulai dari plot, musik, cerita, tema, dan tokoh.

Mandy memberikan contoh pada konferensi pers tersebut sebuah film yang mampu merebut emosi para penonton dan bahkan mampu merubah regulasi menjadi lebih baik. Film dokumenter “Virunga” yang rilis pada tahun 2014 yang disebutkan Mandy dapat menyentuh banyak pihak termasuk para pemangku kepentingan di Afrika yang pada akhirnya mampu merubah regulasi menciptakan Taman Nasional untuk mempertahankan Gorila Gunung yang terancam punah di kawasan itu.

“Film itu kan media ya, media yang bercerita secara audio dan visual dan media ini kita buat untuk memahami dunia kita, memahami manusia, dan memahami kenyataan. Bagaimana bisa melakukan itu? Dengan caranya yang halus, sehingga tidak selalu menyampaikan pesan lewat dialog belaka, karena kalau hanya mengandalkan dialog dan tanpa visualisasinya akan menjadi film yang lemah,” Ujar Mandy.

aadc2

Mandy sendiri dikenal sebagai produser yang berhasil menciptakan film kenamaan seperti “Ada Apa Dengan Cinta 2?” dan “Sobat Ambyar” serta film dokumenter yang terkenal “Semesta”. 

Dalam ajang Values 20 atau V20 Indonesia, Mandy sendiri berperan sebagai Kurator untuk Pekan Film V20 2022 yang bertujuan menghadirkan film dengan tema nilai-nilai kemanusiaan.

Beberapa film asal Indonesia yang dipilih untuk tayang di Pekan Film V20 2022 adalah “End of The Tunnel” karya Garry Christian, “The Flame (Bara)” karya Arfan Sabran,serta “Aisyah: Biarkan Kami Bersaudara” karya Herwin Novianto dan “Maria Ado’e” karya Gleinda Stefany.

Sementara dua film pendek lainnya yang ditayangkan berasal dari negara lain yaitu “Story Of A Beginning” karya Balaram J asal Índia dan “Só Sei Que Foi Assim” karya Giovanna Müzel asal Brazil.

Sumber: antaranews.com