Film Morbius: Premis menjanjikan namun berakhir kacau
Tokoh film morbius sudah tidak asing lagi bagi penggemar Spider-verse. Ia beberapa kali muncul dalam komik Spider-Man. Maka setelah perilisan Venom: Let There Be Carnage 2021 lalu, film garapan Daniel Espinosa oleh Sony Picture ini dinanti oleh penggemarnya, terutama ketika perilisannya tertunda akibat pandemi. Sayang sekali film Morbius tidak berhasil memenuhi ekspektasi penonton. Dalam Rotten Tomatoes, Morbius hanya berhasil mendapatkan rating 16 persen.
Sinopsis Film Morbius
Film Morbius menceritakan tentang sosok Dr. Michael Morbius (Jared Leto), ahli biokimia genius penderita penyakit darah langka yang disebut ‘deadly blood disease’. Bersama temannya yang menderita penyakit sama, Loxias ‘Milo’ Crown (Matt Smith), Dr. Morbius mendedikasikan dirinya untuk menemukan obat yang dapat menyembuhkan mereka berdua.
Morbius kemudian melakukan percobaan menggunakan DNA kelelawar. Percobaan itu berhasil menjadikannya kuat namun dengan bayaran mahal, ia menjadi haus akan darah manusia dan membahayakan orang-orang terdekatnya. Karena itulah Morbius juga disebut dengan ‘The Living Vampire’.
Eksekusi yang Serba Tanggung
Modal cerita Morbius yang menjanjikan sayangnya tidak dieksekusi dengan baik dalam film ini.
Meski berdurasi 2 jam, keseluruhan cerita Morbius terasa cepat dan tidak meninggalkan kesan mendalam pada penonton. Sutradara Espinosa malah terasa seperti memungut dari banyaknya aspek dalam cerita Morbius dan mengambilnya untuk dijadikan alur film.
Karena alurnya yang terkesan terburu-buru, setiap karakter yang hadir tidak mendapatkan kemistrinya satu sama lain. Setiap dialog antar karakter juga terasa kosong.
Misalnya saja pertemuan antara Morbius dan Milo yang hanya diceritakan sekilas atau hubungan antara Morbius dan asistennya, Martine Bancroft (Adria Arjona), yang terasa hambar dan terkesan dipaksakan. Adegan yang seharusnya mendapatkan kesan romantis malah gagal karena hanya ditunjukkan di akhir film.
Bagian menarik dari film ini hanyalah ketika Morbius bertransformasi menjadi vampir, setelah menjadi vampire Morbius malah terlihat seolah kehilangan arah meski muncul konflik baru saat Milo ikut berubah menjadi vampir dan Morbius harus menghentikan temannya itu.
Sebagai penjahat di film, karakter Milo juga memiliki banyak kekurangan. Perkembangan karakter Milo dari anak yatim piatu berpenyakit langka hingga menjadi vampir tidak mengalami kemajuan atau kemunduran berarti. Motifnya untuk melawan Morbius juga tidak jelas.
Kengerian sosok vampire yang harus darah dan harus memburu manusia juga sangat tidak berkesan. Rating PG-13 yang disematkan membuat Morbius tidak dapat memperlihatkan adegan gore secara berlebihan. Hasilnya adalah kengerian vampir yang sangat sangat amat tanggung.
CGI yang Malah Mengganggu
Kritik film Morbius tidak berhenti pada alur cerita dan pengembangan karakternya saja, Efek visual CGI dalam film juga terasa kurang rapi, bahkan dalam beberapa adegan terasa berlebihan.
Contohnya adalah efek CGI berwarna ketika Morbius sedang menggunakan kemampuan ekolokasinya. Sekilas mungkin terlihat keren, sampai kemudian muncul adegan pertarungan antara Morbius dan Milo yang kurang terlihat jelas. Aksi yang harusnya bisa dinikmati malah hanya menampilkan garis-garis cahaya saja.
Meski efek visual CGI yang ditampilkan Morbius terlihat murahan, sinematografi dalam film ini sangat apik dan dapat memanjakan mata penonton.
Penyelamat Morbius
Setidaknya pemilihan pemeran film Morbius harus diapresiasi. Jared Leto dan Matt Smith, keduanya berhasil memerankan dua orang berpenyakit langka yang selalu terlihat lemah.
Sebagai salah satu aktor yang berhasil menyabet penghargaan Oscar, Jared Leto juga berhasil menampilkan karakter ‘The Living Vampire’ yang menyeramkan. Matt Smith juga berhasil menampilkan keeksentrikan Milo ketika ia sembuh dari penyakitnya dan menjadi vampir yang sangat aktif.
Pada akhirnya ..
Morbius memang tidak bisa mengobati penantian penonton yang telah lama menunggu perilisan film ini. Dari banyak sisi aksi, horor, maupun gore, film ini sangat amat tanggung.
Tapi tidak ada salahnya kalau kamu masih mau menonton film ini di akhir pekan bersama sahabat, pasangan, atau keluarga. Hanya saja, turunkan ekspektasi kamu supaya tidak terlalu kecewa setelah menonton.